Kondisi Panitia Pengadaan Barang Jasa di Kota Bogor

July 16, 2010 by  

Artikel ini ada pada kategori Pengadaan - Kota Bogor, PNS (Pegawai Negeri Sipil)

Pada beberapa minggu kemarin difasilitasi oleh bagian penyusunan program (eproc kota Bogor) saya menghadiri pertemuan dengan para panitia pengadaan untuk koordinasi dan evaluasi tentang kinerja dari para panitia pengadaan di kota Bogor. Dari sekitar seratus lebih panitia yang sudah bersertifikat ternyata hanya sebagian kecil saja yang hadir.

Ada beberapa panitia terutama dari DCKTR / Dinas Cipta Karya dan Tanpa Rokok ๐Ÿ™‚ dan DBMP / Dinas Bebas Merokok dan Perokok ๐Ÿ™‚ tidak dapat hadir dikarenakan sangat “Syuper Syibuk” melelangkan berpuluh-puluh atau mungkin bisa mencapai ratusan paket pekerjaan (halah lebay…)ย  yang sedang berlangsung di OPD-nya, dimana di OPD tersebut memang terkenal banyak paket pekerjaan yang dilelangkan dari tahun ke tahunnya. Di satu sisi ternyata katanya panitia pegadaannya sangat terbatas, mungkin hanya 5 orang saja dalam satu OPDย  itu, sehingga untuk melelangkan berpuluh-puluh paket dalam waktu yang sempit akan sangat kewalahan, (nya enya atuh!!!), padahalkan panitia yang sudah bersertifikat di kota Bogor ini sudah seratusan lebih… kok masih bisa kurang yah?

Ohhh… katanya panitianya harus dari dinas sendiri saja…

Padahalkan keppres mengamanatkan panitia boleh dari dinas mana saja asal PNS dan sudah bersertifikat?

Ya itukan perintah dari Atasan…

Usulkan atuh?

Ya… saya sih oke-oke saja, tapi kan itu keinginan beliau…

Oke-oke saja => gimana amannya saja deh ๐Ÿ™‚

nah ini dia budaya yang kurang maksimal yang harus dirubah….

Kemudian juga ada kasus pengadaan di Satpol PP, panitia pengadaan dari satpol PP mengeluhkan kurangnya panitia pengadaan yang bersertifikat yang dapat dijadikan sebagai panitia pengadaan, terutama panitia untuk jabatan ketua atau sekretaris atau panitia yang benar-benar bekerja bukan sekedar numpang nama saja. Meskipun di satpol PP sebenarnya tidak terlalu banyak paket pekerjaan yang harus dilelangkan, namun katanya dalam setiap tahun itu ada saja pekerjaan yang rutin harus dilelangkan.

Tetapi di satu sisi untuk saya pribadi yang berdinas di bappeda kota Bogor, saya setahun ini hanya menangani 1 paket pengadaan saja yaitu untuk pengadaan di seksi saya sendiri, padahal sertifikat saya sudah L-4 plus sertifikat TOT sebagai Instruktur Pengadaan Barang Jasa dari LKPP, berpengalaman pula hampir lebih dari 4 tahun baik sebagai anggota, sekretaris bahkan pernah menjadi ketua pengadaan. Katanya banyak yang kekurangan tenaga panitia pengadaan, tapi kok saya tidak pernah diundang jadi panitia lagi yah? ๐Ÿ™‚

Kemudian ada kasus lainnya: banyak PNS yang telah lulus ujian sertifkasi pengadaan barang jasa di kota Bogor ini yang memang tidak mau menjadi panitia pengadaan, sehingga tidak pernah sekalipun menjadi panitia pengadaan, dana ada juga yang terpaksa menjadi panitia pengadaan tapi tidak bekerja sebagai panitia, jadi yang kerja mungkin hanya ketua panitianya saja, sedangkan anggota lainnya hanya sebagai penggembira saja, sehingga kalau nanti ada masalah maka tinggal menjawab dengan gampang saja, saya mah teuteurang nanaon, mung tandatangan sareng nampi hyonor hyungkul ๐Ÿ™‚

Ada juga yang sudah lulus sertifikasi tapi terus menyembunyikan sertifikatnya dan tetap mengaku bahwa dia belum lulus sertifikasi, karena memang benar-benar tidak berminat menjadi panitia pengadaan.

Ada juga yang ikut ujian sertifikasi pengadaan tapi ikut ujiannya di daerah lain alias sembunyi-sembunyi, mungkin dia penasaran kepengin ikut atau mejajal kemamampuannya dalam penguasaan pengadaan barang/jasa tetapi takut diketahui teman-teman atau atasannya, sehingga setelah dia lulus dan mempunyai sertifikat pengadaan dia ada alasan untuk menolak untuk menjadi panitia, apalagi kalau pengadaannya cukup “rawan”, maklumlah jadi PNS itukan banyak takutnya, “cari aman saja…” ๐Ÿ™‚

Kemudian ada juga pejabat yang saya yakin sebenarnya mampu untuk lulus sertifikasi pengadaan dan mampu menjadi panitia dan sebenarnya jabatannya sekarang menuntut dia untuk mempunyai sertifikat pengadaan barang jasa, namun “karena suatu hal dan hal lainnya” dia tidak mau lulus, sehingga kalau ikut ujian, jawabannya hanya diisi sebagian kecil saja katanya, dan itu juga diisi sembarangan saja. Padahal dalam tugas sehari-harinya menuntut dia untuk memilki sertifikasi pengadaan meskipun bukan sebagai panitia/PPK tapi dengan adanya sertifkat tersebut tentunya akan lebih legitimate terhadap jabatan dan pekerjaannya. Yah semacam di LKPP lah, meskipun tidak diwajibkan semuanya bersertifikat pengadaan, masa sih pegawai LKPP tidak mempunyai sertifikasi pengadaan, begitulah contohnya…

Dari cerita “ngalor-ngidul” di atas, sedikit banyak dapat terlihat bagaimana kondisi dari para PNS yang mempunyai sertifkat pengadaan barang/jasa yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pengadaan barang/jasa di kota Bogor tercinta ini.

Sangat beragam profil dari panitia pengadaan ini, ditambah dengan alasan-alasan umum yang menjadikan tugas sebagai panitia pengadaan ini kurang menarik seperti; honornya kecil tapi resikonya besar, banyak keinginan dari atas lah, kerjaannya banyak (kalau panitia ini benar2 bekerja, tentunya sebenarnya sangat banyak pekerjaan dalam melelangkan suatu barang/jasa yang dibutuhkan), dsb.

Disatu sisi sebenarnya ada juga yang sebenarnya menikmati jadi panitia pengadaan ini dan tentunya dengan beragam motivasi, “salah satunya” seperti saya mungkin karena memang sudah “terlahir melalui penunjukan langsung” oleh ibu saya sebagai pejabat pengadaan-nya dan bapak saya sebagai PPK-nya ๐Ÿ™‚ย  tentunya memang sudah kadung cinta dengan materi pengadaan barang/jasa ini, yah seperti mengajarlah… ada istilah “when teaching is calling” jadi yah memang seberat apapun pekerjaan dan resiko dan sekecil apapun honornya, deep in my heart tetap saja sebenarnya saya ini sudah kadung cinta dengan masalah pengadaan barang jasa ini, ini merupakan cinta ke tiga saya setelah; komputer/internet/SIG/SIM dan dunia pendidikan/mengajar. Bahkan sekarang ini saya sedang menikmati cinta segitiga dengan “mereka”, sekarang ini saya diberi kesempatan untuk “Mengajar tentang Pengadaan Barang Jasa baik dari swasta atau LKPP” dan juga sedang “Melelangkan Pekerjaan Tentang Komputer (Sist Informasi/Internet)”. Cinta Segitiga ini lebih nikmat dan halal dari threesome nya Ariel-Luna-Cut Tari… halah ngelantur deh ๐Ÿ™‚

Kemudian “salah duanya”ada juga yang memang menikmati dunia pengadaan barang jasa ini karena memang banyak setoran di luar honornya ah… off the record ini mah ๐Ÿ™‚ ditambah juga yaitu “salah tiganya” ada yang menikmati setoran dari luar tapi bukan sebagai panitia pengadaan,. yaitu itu dia yang menitip-nitipkan proyek yang menyuruh mengatur-ngatur pemenang dan biasanya pastilah jabatan strukturalnya lebih tinggi dari para panitianya ๐Ÿ™‚

Nah dari “ngalor-ngidul” di atas dapat dilihat beberapa ragam kondisi dari panitia pengadaan (PNS yang bersertifkat Pengadaan Barang/Jasa) yang ada, tentunya treatment untuk pengaturan para panitia ini tidak bisa hanya sekedar membuat pokja-pokja dengan membagi-bagi para panitia dalam 3 kategori yaitu, pokja untuk pemborongan/konstruksi, konsultan, barang/jasa lainnya, tetapi harus lebih banyak lagi treatment yang dapat mengatur dan meningkatkan kemampuan dan tentunya motivasi para pns bersertifikat ini agar dapat bekerja dengan baik dan benar sebagai panitia pengadaan.

Contohnya mungkin dengan memberikan bintek/seminar tentang materi-materi pendalaman dalam pengadaan barang jasa (PBJ) seperti materi pembuatan HPS (yang sekarang ini banyak asal-asalan), pembuatan legal drafting/kontrak, pembuatan dokumen, evaluasi penawaran, TKDN, dsb. Kemudian juga pemberian sosialisasi yang lebih mendalam kepada para pengguna anggara tentang PBJ, agar para pengguna anggaran atau KPA-nya seperti kepala dinas/skpd atau kepala bidang dapat mengerti alur dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam PBJ, seperti bagaimana caranya agar lelang dapat dilaksanakan pada awal-awal tahun (jangan menunggu anggaran cair saja…) dan tentunya ini terkait dengan urusan pendanaan untuk operasional lelang, mengerti bagaimana menunjuk panitia dan tentunya mengerti bagaimana kondisi panitia, kalau sekarang coba lihat, siapa yang menentukan penyusunan panitia? memang susunan panitia ditetapkan dan ditandatangan oleh Pengguna Anggaran, tapi apakah PA/KPA mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi dari susunan kepanitian yang ada?

Kemudian juga masalah e-procurement… wah bakalan panjang kalau membahas masalah ini, nanti di postingan baru saja deh membahas eproc mah ๐Ÿ™‚

Yang jelas dari cerita ngalor-ngidul sambil ngopi seperti di atas tadilah kondisi yang ada sekarang, tinggal bagaimana sekarang kembali ke pribadi masing-masing, apakah masih ada keinginan untuk meningkatkan kualitas dari pengadaan barang-jasa yang ada di kota Bogor ini?! kemudian apakah masih ada keberanian untuk melakukan perubahan untuk perbaikan?! Jawabnya ada di dalam hati dan “anu” masing-masing ๐Ÿ™‚

Selamat Bekerja dan Salam Pengadaan dari Bogor

Ini adalah blog versi lama heldi.net , untuk upate bira pengadaan treabaru Silakan kunjungi blog terbaru di www.heldi.net
Share
Blog ini adalah versi lama dari heldi.net, silahkan kunjungi Blog baru di www.heldi.net