\n

Heldi Way

January 24, 2018 by  
Filed under Curhat PNS online

Salah satu yang membuat lesu darah leuleus kabina bina di hari Selasa 23 Jan 2018 kemarin, adalah adanya acara wawancara pada seleksi jabatan administrator di LKPP. Bagaimana tidak menguras energi besar, yang dihadapi ketika wawancara adalah semua juragan juragan oboss di LKPP, semua jajarab deputi dan kepala kepala biro hadir semua. Pertanyaan pertanyaan yang diajukan melebihi level ujian skripsi dan bukan hanya masalah teknis yang ditanyakan, namun melebar ke non terknis juga. Satu hal menjadi hadeueul (penyesalan) kemarin adalah, ketika di ruangan (mungkin karena grogi) saya menjawab pertanyaan itu seperti nge blnk alias ngasal saja, namun ketika keluar ruangan barulah tersadar… owh harusnya begini jawabannya ya… owh yang dari pa itu harus nya begitu jawabannya, sudah beres, sudah keluar barulah sadar dan ngeuh apa jawaban yang mungkin diharapkan oleh para depitii.

Seperti biasa disini saya tidak akan membahas seritus tentang tata cara menghadapai wawancara, namun seperti biasalah curhat menumpahkan curahan kata hati ini . Kalau tips dan trik menghadapi wawancara mah silahkan lah beli bukunya di Gramedia ya. Ya itu dia hal yang membuat penasaran adalah ketika keluar ruang wawancara barulah muncul ide ide untuk jawaban pertanyaannya… Ternyata hal ini di rasakan juga oleh teman saya yang ikut wawancara juga, kata beliau juga ternyata di ruangan tersebut karena menghadapi para pejabat tinggi membuat sima macan dan simamaung nya luntur. Ketika di dalam ruang wawancara, jawaban itu terasa mengambang semua katanya, sama juga baru setelah keluar ruangan munculah ide ide untuk jawaban yang tepatnya.

Pertanyaan yang membuat saya penasaran adalah dua pertanyaan terakhir terkait dengan hasil psikotest, saya dinilai “suka melawan aturan” atau neutreug pakai “heldi way” isitlah nya beliau, nah pertanyaan adalah bagaimana terkait tersebut kalau saya menduduki jabatan yang dilelang apakah bisa dengan kondisi hasil psikologis tersebut? Nah saya malah mejawab “perasaan saya tidak seperti itu ya” malah menolak hasil psikolog tersebut ya. Padahal setelah keluar dari ruangan barulah terpikir… iya memang benar gaya saya suka pakai gaya “heldi way”, kenapa kadang kadang harus mengeluarkan “heldi way”? Jawabanya ya kadang ada hal yang dirasa oleh saya harus melakukan manuver yang mungkin agak berttentangan dengan beberapa pihak, contoh di depan mata sekarang lah, saya bantu bantu dalam pokja katalog, saya terus saja pakai “heldi way”, mencari cara terus, mencari kesempatan terus untuk terus agar bisa membantu proses ekatalog walau kadang ada hambatan dan rintangan dari internal ya. Kenapa saya memilih “heldi way” karena menurut saya dan tentunya secara umum akan setuju juga, tentunya kita selain bekerja untuk tugas dan fungsi masing masing kita harus membantu juga tugas tugas dan fungsi dari organisasi secara keseluruhan. Kemudian waktu jaman dulu, kadang kadang ada arahan yang menurut saya pribadi dan dilihat dari sisi hukum pun arahan dari yang di atas tersebut tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Nah ketika terjadi seperti ini maka muncul “heldi way”, bagaimana cara nya dicari agar bisa mengamankan diri dan mengamankan organisasi. Tuh coba kalau jawab nya seperti ini… lumayan kan 🙁

Terus ditanya lagi ; anda sedang ikut juga seleksi jabatan ke KPK, kalau keterima dua dua nya bagaimana? Mana yang akan dipilih? Ehhh saya jawabnya malah, nanti deh saya tanya dulu orang tua dan istri, keluarga bagaimana dukungannya bagitu… Harusnya nya kan jawabnya, saya akan pilih KPK, kenapa KPK karena dengan masuk KPK maka saya juga akan membawa misi LKPP di KPK dan membawa nama LKPP juga di KPK, kemudian di KPK juga hanya menjadi pinjaman dari LKPP selama 4 tahun atau diperpanjang, maka ketika kembali ke LKPP tentunya akan memberi nilkai tambah kepada LKPP…. nah coba kalau begitu jawabnya…
heldi

Hampura abdi nya Bapak Ibu para Deputi dan Kepala Biro semuanya, maklum kalah sima sama bapak dan ibu sekalian…. jadi saja hrogi dan blank spot… ya kalau masalah jabatan mah mangga wae teu langkung nya… abdimah pasrah sadaya daya ngringan kumaha sae na wae nya. 🙂 Hatur Nuhun.

Share