\n

Romantika dan luka liku naek mobil Jemputan

August 30, 2015 by  
Filed under Curhat PNS online

‘Arin… ayo berangkat… itu mobil jemputan sudah datang, kasian teman temannya kalau harus nunggu lama…”
itu teriakan saya setiap pagi kepada anak kedua saya ketika mobil jemputannya datang. Bahkan sebelumnya sudah diminta untuk cepat mandi, cepat sarapan, cepat pakai baju dan sepatu, semua itu agar ketika mobil jemputan datang anak saya sudah siap. Dan kalau anak saya belum siap maka mobil jemputan tidak akan disuruh nunggu, tapi akan disuruh jalan terus dan siap terima resiko biar anak saya antar sendiri.

jemputan

Kalau anak saya belum siap ketika jemputan datang maka jemputan akan disuruh lanjut, bukannya malah disuruh nunggu, karena kita tahu di dalam mobil jemputan itu sudah ada beberapa orang anak yang kalau disuruh nunggu pastinya akan ngedumel karena kesal harus nunggu di dalam mobil yamg mungkin dirasa tidak nyaman. Mending kalau seorang saja yang telat, mending kalau tidak tiap hari kebiasaan telatnya.

Untuk itu diperlukan tenggang rasa, pengertian atau bahkan komitmen yang besar ketika anak kita menggunakan mobil jemputan ke sekolahnya. “Jangan sampai teman temannya menunggu ketika dijemput”. Seharusnya yang dijemput sudah standbye ketika mobil jemputan datang. Kasian teman teman yang sudah duluan naik mobil jemputan. Bayangkan kalau tiap hari telat, tiap hari akan muncul energi negatif akibat kesal terhadap yang telat, belum kalau terucap kutukan dari yang terdholimi…

Begitu hal ini berlaku pula ketika pulang, anak saya yang ketiga yang bersekolah di TK dan pakai mobil jemputan juga, kadangkala dan bahkan seringkali ketika jam pulang masih betah di sekolah, seringkali masih ingin main ayunan, perosotan, bahkan naik rumah pohon di sekolahnya. Nah kalau terjadi seperti ini maka gurunya akan telepon ke ibunya untuk minta dijemput sekitar setengah atau se jam an lagi setelah anak saya puas bermain di sekolah, dan mobil jemputan yang sudah diisi teman temannya akan berangkat duluan meninggalkan anak saya. Kenapa hal ini dilakukan? karena memang saya sudah komitmen dengan bu guru nya agar tidak menyusahkan teman teman jemputan lainnya. Anak anak ini kan ingin segera pulang ke rumah, sudah kangen sama ibunya, sama keluarganya di rumah, ingin segera ketemu melihat wajah wajah orang terdekat mereka.

Ya itulah yang namanya komitmen, yang mungkin tidak dimiliki oleh banyak orang. Yang lain mungkin akan nyuruh menunggu kepada supir jemputan ketika anaknya telat mandi atau telat sarapan.. sebemar saja kok… iya bu ngapapa kata supirnya… Toh kita bayar kok, Bahkan suka ditambah bayaraannya, kita kan lebih kaya, toh lebih gaya kok, toh kita dekat dengan kepala sekolah atau bahkan kepala yayasan… mau dipecat apa? Ya ngapapa kok… kan cuman sebentar, tidak tiap hari juga kok, kita tunggu ya… sabar ya….

Kemudian jalan masuk ke rumah saya ini hanya bisa masuk satu mobil saja. Nah kalau ini hanya berlaku hanya untuk anak laki saya yang paling besar. Kalau anak saya sudah siap dari awal, maka tidak ada salahnya toh saya suruh jalan saja sedikit ke depan, dan tidak nunggu di rumah, tapi nunggu di depan gang mau belok ke rumah, ya lumayan mengurangi kesulitan dan waktu tempuh mobil jemputan. Ya sedikit pengertian dan pengorbanan, biarpun sudah tugas supir belok ke gang rumah, tetapi menurut saya akan lebih elok kalau memang sudah atau bisa siap lebih awal… ya jalan sedikit ke arah jalan sesuai jalur jemputan yang lebih mempercepat perjalanan, daripada harus belok dulu menjemput yang terhormat paduka baginda raja.

Tapi kadang kadang juga jadi modus kurang ajar dari supirnya tuh… ditunggu tunggu mana ya tidak datang datang mobil jemputannya… eh ternyata malah nunggu di belokan sana. Kan belum ada perjanjian nunggu di belokan ya. Yang lebih kurang ajar lagi adalah kalau anak anak sudah siap pulang, eh supirnya malah belum datang, otw katanya “owh tungguan wae”, baru selesai beol katanya. Terus pakai nanya dulu, anak anak sudah pada kumpul semua belom? Ya mau kumpul semua atau baru seorang, kalau sudah waktunya ya standbye donk di tempat. Kamu teh supir, ya kalau sudab waktunya jemput ya siap di tempat donk bukan nanya nanya sudab kumpul apa belon? Ini mau jemput teman atau tugas dan fungsinya jadi supir ya?

Jemputan telat juga kadangkala karena mobil jemputan dipakai oleh operasinal yayasan. Padahal kan sudah ada mobil dan supir operasional sekolah? Ya kata para guru sih, mereka malas pakai supir operasional yayasan karena supir operasional suka ngarep-ngarep tips, bahkan ada yang cerewet suka nagih nagih, ngarep uang operasional juga, suka milih milih juga, mau berangkat kalau di suruh sama guru yang suka ngasih tips aja, tapi kalau yang sesuai SOP tanpa tips maka jalannya males malesan, atau nyarinyari alasan, sibuklah, ngantuklah, lagi M lah dsb. Wah ini harus di revolusi mental nih.

Ya namanya juga romantika mobil jemputan… suatu kali supir jemputan curhat karena belum punya uang untuk service dan ganti olie mobil. Juragan yang punya mobil belum ngasih uang katanya. Dari sekolah memang tidak ada biaya nya karena itu memang kewajiban pemilik mobil. Akhirnya supir pun curhat dan minta pinjaman uang, karena takut mobil mogok di jalan. Kasian kan anak anak kalau mogok di jalan. Kenapa kok juragannya belum ngasih uang buat service, katanya mendahulukan mobil mobil rentalan duluan, yang dipakau buat nganter bos bos direktur. Wuisss direktur didahulukan, ini anak anak kecil yang jumlahnya lebih banyak didahulukan juga celakanya ya…

Yawdah daripada anak masuk ruang  gawat darurat, dikasihlah uang untuk service dan ganti olie, dan bahkan sudah disiapkan juga ini uang untuk ganti ban juga (namun ketika mau eksekusi ganti ban ternyata sudah ada katanya dari bos nya).

Kasus lainnya adalah (tapi ini sebenarnya rahasia ya… jangan dibilang sama yang lain ya…) ketika suatu waktu mobil jemputan anak saya, karena satu hal dan lainnya harus disimpan atau dititip di rumah saya. Ya karena satu hal dan lainnya tadi, ya sudah di parkir lah mobil jemputan di rumah saya, bisa sih, cuman jadi penuh ini garasi, semula ada 2 mobil plus motor motor, maka sekarang jadi 3 mobil berjejer di belakang rumah. Ya tidak masalah sih, hanya saja masalahnya adalah istri komplain karena susah jemur baju, kemudian (ingat ini rahasia ya, jangan dibilang siapa siapa ya), mobil jemputan di parkir dengan ditutupi awning plastik pas pas di pinggir mobilnya, sehingga kalau sabtu minggu parkir di rumah seharian akan terkena sinar matahari. Mobilnya tidak apa apa sih. Tapi bermasalah pada bensin yang ternyata kepanasan dan berkurang levelnya, tidak percaya, mau bukti, tinggal minta saja photo nya ke saya, atau main saja ke rumah dan lihat kondisi garasinya.
Kondisi ini menyebabkan saya harus bertanggungjawab dengan mengisinya kembali minimal sama dengam sebelumnya, ya saya juga sudah berfikir untuk membeli tutup cover mobil, sudah tapi ternyata cover yang tipis dari plastik biasa tidak terlalu bagus dan banyak pengaruhnya. Ya rencananya nanti mau beli yang dari kain tuh yang di ace hardware yang harganya 500ribuan lebih, mantap kan. Akhirnya dalam beberapa minggu ini saya harus mengisi bensin dengan kocek sendiri, terus daripada sendiri ya ajak anak lah ke spbu, dan sekalian sekalian lainnya, ya ke spbu sekalian beli bakso, biar tidak tekor juga donk beliin bensin ya. Ya subsidi silang barang gocapan mah tidak apa apa lah.
Eh ternyata terlihat sama bos yang punya mobil, dan besoknya ditanyakan kepada supirnya, sambil nyuruh kalau mulai besok pagi, mobil dipasang CCTV agar bisa kelihatan siapa saja yang keluar masuk katanya.

60741 km - bbm 1/2

60741 km – bbm 1/2

Jpeg

64741 km (SAMA dgn kemarin) – tapi BBM turun dari 1/2

Dari gambar terlihat, kondisi di hari jumat malam ke sabtu/minggu siang, kilometer sama tapi BBM kok turun… ah ini mah di sedot ya, ya mungkin juga sih, sangking “pakir miskinnya” nih yang punya rumah, BBM saja sampai di sedot ya, padahal mobil dan semua motor saya mah jarang pakai Pertamax lho.. pakai BBM subsidi ya seringnya? oh maap ya… bukan… kita mah pakai SHELL atau TOTAL ya… pakai pertamax itu kalau benar benar terpaksa, tidak ada lagi SPBU Shell atau Total ya baru kita pakai pertamax… maap ya yang masih berjiwa “kaum Dhuafa” ya silahkan pakai BBM bersubsidi ya. 🙂 Nah biasanya saya isi tuh pakai Shell…

Ya baiklah, sudah parkir tanpa bayar, mobilnya tanpa asuransi juga, kalau hilang bagaimana? Makan ruang juga. Pernah kita mau pergi dan ada acara rame (hajatan) di dekat rumah, banyak orang yang lalulalang di depan rumah, duh… ini aman tidak ya mobil di rumah? ah daripada mobil jemputan yang hilang, mending mobil ertiga saja yang ditinggal di rumah, ertiga masih ada asuransinya sehingga tenang kalau ditinggal di rumah, jadi “mending hilang mobil sendiri daripada hilang mobil jemputan tuh…”, sehingga walau tidak enak hati juga, terpaksa kami pakai mobil jemputan keluar belanja ke yogya, karena lebih tenang hilang mobil sendiri daripada resiko hilang mobil orang. Saya ulangi ya… “Lebih tenang hilang mobil sendiri, daripada resiko hilang mobil Jemputan”.
Ya itulah cerita romantika anak anak pakai mobil jemputan. Ya namanya juga jumputan anak anak ya, harap maklum saja, namanya juga supir sekolah tk, yayasan kecil kecilan ya. Jadi harap maklum saja ya kalau banyak cama cimi nya…

Orang tua yang laen mah mana tahu nih, tinggal duduk santai saja dan ngerek aja ya…  ebkkkkxxxrrrhhhhhhxxxx… eits siapa yang suka ngorok? ya sayah maksudnya ya…  sebetulnya saya nulis nulis di blog ini bukan untuk siapa siapa, tapi sebenarnya untuk diri saya pribadi… beneran loh…

Apalagi Ketua atau Manajemen Yayasan TK al Jupri’ah… mereka mah tau nya, mobil jemputan harus digunakan untuk jemputan, tidak boleh ngangkut sampah, karena bisa menyebabkan bau 🙂 kalau tidak maka akan dipecat! wew…  tatut…

Nah itu tadi cerita jemputan anak anak ya… Hal ini tentunya berbeda dengan mobil jemputan orang dewasa, seperti contohnya jemputan teman saya yang bekerja di perusahaan yang katanya mantap dan kredibel, tiap hari teman saya pulang pergi memakai jemputan, ini cerita kehebatannya katanya:

– Semuanya gratis tidak ada bayar bayar iuran apapun, BBM, tol, supir, semuanya sudah di subsidi kantornya, bahkan mau urunan buat nambah nambah buat bulanan atau THR  supir pun, malahan di tolak sama supir nya, mohon maaf katanya “gaji saya sudah cukup dan saya tidak mau mengurangi kebarokahan dari rejeki saya” woooooyyy emang KPK tuh, tidak terima honor tambahan 🙂 Kredibel dilawan ya… Tidak ada istilah keluh kesah bayaran mahal lagi ya…

– Ketika berangkat semua orang yang ikut jemputan dengan penuh kesadaran menunggu pada tempat yang “se jalur” atau “se jalan” dengan perjalanan ke kantor, Semuanya mengerti bahwa jempuitan kantor beda konsep dengan “jemputan anak” yang harus jemput sampai ke depan rumah. Tidak perlu belok dulu ke jalan B jemput paduka tuan raja, belok lagi jalan C, jemput tuanku yang agung dalem putri. Keburu lecek tuh yang ada dalam mobil.

– Ketika pulang pun semuanya kompak menggunakan teori/hukum dari “heldi.net” yaitu; Terlambat masuk kantor dan terlambat pulang ke rumah adalah sama sama korupsi. Terlambat masuk kantor korupsi waktu kerja, sedangkan terlambat pulang ke rumah adalah korupsi waktu keluarga”. Untuk Keluarga itu bukan sisa waktu loh… Sehingga kalau memang sudah jam pulang ya semuanya standbye di lokasi penjemputan,  kalau ada yang tidak bisa ikut jemputan ya sudah tidak ikut aja ya. Tidak ada istilah, “saya bisa ikut jemputan tapi nanti se jam lagi ya… “, tahu tahu pas sejam lagi, sudah se jam kita nunggu eh ternyata… “tidak jadi ikut jemputan ya…”  gondok apa varises, atau hepatitis itu ya namanya?

– Jadi ketika mau pulang yang mau dijemput/anter, mobil dan supirnya pun sudah stand bye semua di pelataran kantor, tanpa harus; posisi? ayu turun… ayo naik! lip, WC, tunggu bos, beberes, beol dulu, hitut heula…  sudah kumpul supirnya belum ada… sudah ada supirnya, orangnya masih kurang satu… halah

– Tempat nyimpen mobil juga jelas, kalau disimpan di supir, maka ada uang jaganya, mobil juga diasuransikan, bahkan supirnya juga di asuransikan, bisa saja mobil hilang dengan supirnya kan?! aman kalau dua duanya sudah diasuransikan.

– Maintenance, service, dan semua keperluan perawatan mobil sudah aman di perhatian dan ditanggung oleh perusahaan, tidak perlu ribut dengan supir bos bos rebutan jatah service, tidak perlu ribut dengan oknum yang menerima serivce mobil, yang mensyaratkan service harus di bengkel nya. Ah lieurrrr eta mah…

– Mobil mau irit atau boros, mau 40 km/lt seperti bebek, mau 5 km/lt seperti hardtop tidak masalah, toh ada subsidi BBM, ya kalau boros diperbaiki donk, bisa dilihat di dashboard berapa itu perbandingan kilometer dengan liter bensinnya.

– Di semua mobil di pasang CCTV dan GPS, sehingga semua aktifitas terekam dan terkontrol… mantap surantap!

– Terus terus terus… apalagi nih kehebatannya? Ya intinya manajemennya mantap deuh… beda dengan kondisi manajemen di dinas lainnya, di sini tidak ada istilah ribet sama mobil mobil dinas lainnya yang berfungsi lain, seperti mobil operasional, mobil pengangkut sampah dsb, kenaaaapah ribet? ya karena ternyata mobil yang seharusnya tugas dan fungsinya untuk ngangkut sampah eh malah masih minta setoran dan iuran untuk ngangkut sampahnya. Akhirnya mobil jemputan diperbantukan untuk ngangkut sampah, kan jadi bau ya. Mending cuman bau sajah, itu BBM nya diganti tidak ya? ya tinggal pasang CCTV dan GPS  ajah di mobilnya ya… 🙂

Ikut jemputan ya… tunggu curhat dulu ya 🙂

 

 

Share