\n

Ketika Menteri Keuangan Tak Punya Uang

December 30, 2013 by  
Filed under Curhat PNS online

Lili membelai rambut Khalid perlahan. “Kasihan sekali adikmu ini Icah,” kata Lily, panggilan akrab Halimah kepada putri Sulungnya Aisyah. “Waktu dia baru lahir, Ibu dan Ayah tak punya uang sama sekali untuk member gurita (popok) untuk membungkus badannya yang mungil, sehingga Ibu harus menyobek kain kasur dan menjadikannya sebagai gurita,” ujar Lily yang kali ini tak bisa menahan keluarnya air mata.

“Ayah tak punya uang padahal Ayah menteri?!” tanya Icah bingung. “Kenapa bisa? Kata orang, menteri itu orang kaya Bu.”

“Ayahmu menteri keuangan, Icah,” Lily menyeka matanya yang basah. “Ayah mengurusi banyak sekali uang Negara, tetapi dia tak punya uang untuk membeli kain gurita bagi anaknya, adikmu Khalid yang baru lahir. Kalau Ibu tidak mengalami sendiri, Ibu sendiri pasti tak percaya. Tapi itu nyata. Ayahmu sama sekali tak tergoda memakai uang Negara untuk membeli sepotong kain gurita.”

Secuplik dialog antara Teuku Halimah dan Aisyah, mengenang suami dan ayah tercinta Syafruddin Prawiranegara dalam Novel ‘Presiden Prawiranegara’ karya Akmal Nasery Basral. Kisahnya ini benar-benar terjadi seperti penuturan Ajip Rosidi dalam ‘Syafruddin Prawiranegara Lebih Takut Pada Allah SWT’ : “Waktu anak yang ketiga lahir, Chalid, keadaan keluarga itu begitu buruk sehingga untuk membuat gurita bayi pun mereka terpaksa menyobek kain kasur, karena kain biasa tidak ada lagi” (Ajip Rosidi: 2011).

Menteri Keuangan itu…tak memiliki kain lain selain kasur mungilnya. Barang-barangnya hanya ada koper-koper pakaian dan pakaian sekadarnya. Kini setelah pindah dari kontrakkanya di Bandung, ia tinggal ke Jakarta dengan pola hidup berpindah seperti mentornya, Haji Agus Salim (Baca: Ketika Seorang Menteri Mengontrak Rumah).

Namun, lihatlah ketika dijualnya barang-barang seadanya, direlakannya koper-koper pakaian yang baru saja tiba untuk menyambung hidup dirinya dan keluarganya. Sisa barang yang tak dibawa di Bandung digelapkan oleh orang yang dipercaya dititipi, habis sudah harta sang menteri, seperti dikisahkan Ajip Rosidi.

Ketika Pemerintah RI pindah Ke Yogyakarta, dengan kereta segera mereka pindah. Di Yogjakarta, dicarinya kontrakkan, tempat bernaung untuk sang istri dan buah hati, namun keadaan di sana penuh sesak pengungsi. Sang menteri mencari tempat lain, berpindah ke Magelang, hingga Dr. Soekiman (Ketua Masyumi saat itu) memberikan tumpangan tempat di paviliunnya di Pakualaman. Tinggallah ia dan keluarganya, berbagi dengan Mr. Syamsuddin dan juga Dr. Soekiman.

“Meskipun kehiduannya adalah Menteri Keuangan, tetapi dibandingkan dengan kehidupannya taktkala menjadi Kepala Inspeksi Pajak di Kediri, keadaanya jauh lebih sederhana, malah dekat kepada melarat,” masih kata Ajip Rosidi.

Sukun Goreng Dagangan Ibu Menteri

Saat Syafruddin menjadi ‘Presiden’ RI (Ketua PDRI) menggantikan Soekarno (Baca Sekitar PDRI –Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Mr. SM Rasjid) dan memerintah di Sumatera, sang Istri yang ditinggalkan sendiri di Yogyakarta sampai harus berjualan sukun goreng untuk menghidupi anaknya, padahal bisa saja mereka mendapat akses ke Pejabat, atau meminta bawahan suaminya untuk ‘korupsi’.

Tapi lihatlah ketika Akmal Nasery Basral mengisahkan dialog Siti Halimah bersama Icah. Saat berjualan sukun itu, ada protes kecil dari Icah, anaknya, “Kenapa kita tidak minta bantuan saja pada Presiden Om Karno, dan Wakil Presiden Om Hatta, serta Om Henkie (Hamengku Buwana IX)?” tanya Icah.

“Ayahmu sering mengatakan kepada ibu, agar kita jangan bergantung pada orang lain, Nak..” kata ibunya. “Tapi apa ibu tidak malu? Ayah orang hebat, keluarga ayah dan ibu juga orang-orang hebat,” sergah Icah lagi.

“Iya, sayang. Ibu mengerti, tapi dengarkan ya. Yang membuat kita boleh malu, adalah kalau kita melakukan hal-hal yang salah, seperti mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau mengambil uang negara. Itu pencuri namanya. Orang-orang mungkin tidak tahu, tapi Allah tahu,” kata Lily, memberi penjelasan pada anak sulungnya itu.

Kelak, sejarah akan berdecak kagum ketika Syafruddin Prawiranegara mengembalikan 29 kilogram emas kepada Negara yang terpendam sebagai cadangan untuk perjuangan PRRI di Sumatera. “..dilakukan penggalian dan emasnya pun diambil. Jumlah semuanya ada 29 kilogram. Emas itu kemudian secara resmi diserahkan oleh Syafruddin kepada Pejabat Presiden Djuanda pada bulan Maret 1962, yang kemudian meneruskannya kepada Menteri/Gubernur Bank Indonesia Sumarno, SH sebagai kekayaan Negara.” (Ajip Rosidi: 2011)

Secercah Keteladanan

Djohan Efendi dalam Mencari Pemimpin yang Berintegritas pernah menuturkan kisah Ketika Pak Syaf (sapaan akrab Syafruddin Prawiranegara) akan menerima tamu. “Pak AR Baswedan pernah bercerita kepada saya tentang Almarhum Pak Syafruddin yang saat itu menjabat Gubernur Bank Indonesia pertama setelah dinasionalisasi. Suatu saat Pak Baswedan menghubungi Pak Syafruddin memintakan waktu untuk seorang temannya, pengusaha dan tokoh Masyumi dari Surabaya yang ingin bertemu dengan Pak Syafruddin.

Pak Syafruddin bertanya, dalam kapasitas apa dia ingin menemuinya. Dan Pak Baswedan menjawab bahwa beliau kurang pasti. Lalu Pak Syafruddin mengatakan kepada Pak Baswedan bahwa kalau dia ingin bertemu untuk urusan pribadi silahkan menemuinya di kediaman beliau diluar jam kantor, kalau untuk urusan partai silahkan datang ke Kantor Masyumi, dan Pak Syafruddin akan datang ke sana setelah jam kantor.

Tapi kalau urusannya berkaitan dengan Bank Indonesia, Pak Syafruddin mewanti-wanti bahwa Bank In¬donesia bukan kepunyaan Partai Masyumi. Bank Indonesia kepunyaan Negara. Kalau berurusan dengan Bank Indonesia iku-ti saja prosedur resmi yang berlaku bagi semua orang.(Harian Pelita, 14/11/2013)

Sejak awal, Pak Syaf menjadi Menteri menyadari bahwa jabatan adalah amanah, kekuasaan bukanlah segalanya. Saat Natsir mundur sebagai Perdana Menteri, Pak Syaf pun meletakkan jabatanya. Saat menjadi Menteri Keuangan, kesungguhannya terlihat saat dalam periodenya membuat mata uang sendiri, sebagai ciri Negara merdeka, yang dikenal dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang kini menjadi rupiah.

Saat dilincurkan ORI, Pak Syaf berpesan “..Berhematlah sehemat-hematnya, jangan membeli apabila tak perlu sama sekali, Tanyalah pada tetangga, apakah dia tidak kekurangan sesuatu apapun dan apabila kita mempunyai persediaan makanan buat lebih dari lima hari, berikanlaj kelebihan itu kepada tetangga yang kekurangan itu, hendakanya hjangan kita mau mencaru untung saja, tetapi kita harus berani juga menderita kerugian..”

“Keluarnya uang republik Indonesia bukan berarti bahwa kita nanti boleh goyang kaki dan hidup senang-senang saja, bahkan sekarang sebaliknya sekaranglah baru tiba saatnya untuk bekerja segiat-giatnya membangun secar teratur dan sistematis” (Ajip Rosidi: 2011)

Mungkin, para pejabat penikmat uang rupiaj kini lupa, kalau ‘hasil’ yang mereka nikmati terselip kemelaratan Menteri Keuangannya silam yang menerbitkan uang yang kini hilir mudik. Mungkin, dibalik jejak van toefel di atas karpet merah di sana, ada langkah-langkah Pak Syaf yang menjejak, masuk ke kampung-kampung dan hutan-hutan becek, menemui rakyatnya yang sedang kesulitan.

Mungkin, di antara kenikmatan aroma teh dan ceplok telor sarapan pagi kita, terselip saling berbagi antar tetangga di masa silam,” Tanyalah pada tetangga, apakah dia tidak kekurangan sesuatu apapun dan apabila kita mempunyai persediaan makanan buat lebih dari lima hari, berikanlaj kelebihan itu kepada tetangga yang kekurangan itu,” tegas Pak Syaf.

Pak Syaf mengajarkan bahwa bukanlah materi berlimpah sumber kemuliaan, tetapi nilai-nilai seperti kesederhanaan, perjuangan, juga pertolongan Allah merupakan tuntunan hidupnya. “Mungkin sekali orang disebut kaya, jika ditinjau dari sudut kebendaan, adalah miskin kalau ditinjau dari sudut ketenangan jiwa..”

Sambil tersenyum di hadapan para Mahasiswa tahun 1957 ia melanjutkan,”Sebaliknya orang yang miskin kalau diukur dengan ukuran materi, dapat disebut cukup karena orang yang bersangkutan memang tidak merasa dan memandang dirinya miskin!”

“Perasaan harga diri, inilah yang harus dididik pada rakyat kita dan tidak ada satu hal yang lebih menghalang-halangi tumbuhnya dan merusak harga diri itu dari pada paham materialism, yang memandang kemakmuran kebendaan itu sebagai suatu ideal, suatu tujuan suci!”

“..Demikianlah, maka, jikalau kita hendak membanguyn suatu masyarakat yang bukan saja makmur, tetapi juga adil, kecuali minta pertolongan rasio dari ilmu ekonomi, kita harus terlebih dahulu mohon pertolongan Ilahi. “

“..Krisis ekonomi dan politik Indonesia ini pada hakikatnya merupakan krisis kepercayaan dan moral yang tidak dapat diobati dengan alat-alat dan cara-cara lain melainkan hanya kembali kepada Tuhan melalui norma agama dan moral, yang menyuruh kita, bukan mengejar kekayaan, melainkan untuk mengabdi dan berkorban guna kepentingan sesame manusia!” pidatonya menggelegar.

Ketika Wakil Presiden Mohammad Hata tak mampu membeli sepatu impiannya hingga akhir hayatnya. Ketika Perdana Menteri Mohammad Natsir dengan jas tambalnya mengayuk sepeda ontel ke kontrakkanya. Ketika Diplomat Ulung, Menlu itu berpindah-pindah kontrakkan dari satu gang ke gang lainnya. Kelak, ‘dongeng’ ini akan dibacakan kepada putra-putri kita sebelum tidurnya.

Sumber: http://www.islampos.com/ketika-menteri-keuangan-tak-punya-uang-89952/

Share

Tukang Bangunan di Bogor – Pa Robet the builder

Kalau dulu anak saya yang paling besar (aris) senang nonton film kartun Bob The Builder yang jago memperbaiki atau bahkan membuat bangunan baik rumah atau sejenisnya, maka sekarang apabila di rumah ada kerusakan atau ada perbaikan sedikit-sedikit, seperti ada yang bocor, pompa air macet, membuat floor belakang rumah dan sebagainya, maka saya sering memanggil tukang bangunan yang ada di bogor yang kerjanya sudah lumayan terpecaya, baik dari teknis pekerjaan maupun non teknis seperti kejujuran dan etika bekerjanya.

Pa Robet pertama saya kenal dari seorang pemborong di Bogor, yaitu haji Ekeng yang tinggal di dekat BBS daerah bubulak bogor barat, sejak pembangunan rumah di gang pesantren, tukang bangunan ini setia membantu saya dalam membangun dan memperbaiki rumah. Orangnya jujur, tidak neko neko, sebenarnya level nya sudah mandor, namun untuk bekerja sendiri pun tidak masalah, sehingga bisa di sewa sebagai mandor untuk pekerjaan pekerjaan besar seperti membangun bangunan atau rumah pribadi atau kerja bangunan sendirian untuk pekerjaan pekerjaan kecil, sekedar memperbaiki rumah juga tidak masalah. Kalau tidak salah juga sudah punya SKT sebenarnya beliau ini.

Untuk itu, sekedar membantu marketing untuk orang orang yang ada di sekitar saya ini, maka apabila ada teman teman pembaca blog heldi.net, ada yang memerlukan jasa tukang bangunan, baik untuk pekerjaan pekerjaan kecil atau pekerjaan besar membangun rumah, silahkan dapat meghubungi pa robet tukang bangunan di bogor ini, pada nomor hp di bawah ya. Bukan apa apa, kasihan juga lah orang orang seperti pa robet ini, karena seringkali diperkerjakan di proyek proyek besar (proyek pemerintah), diperkerjakan oleh pemborong-pemborong besar, namun kadang kala pembayarannya suka “teu puguh tea”, karena sudah rahasia umum sekarang ini, sebenarnya yang bekerja di proyek-proyek pemerintah sebenarnya adalah para mandor mandor ini, pada realnya proyek-proyek yang diperoleh pemborong suka dijual kepada para mandor seperti pa robet ini. Para pemborong hanya bermodal CV atau PT, sedangkan pada pelaksanaannya sebenarnya yang mengerjakan adalah para mandor mandor sekelas pa robet ini lah. Ya karena para mandor ini tidak punya perusahaan, dan di perpres 54 tentang pengadaan barang/jasa masih sulit mengakomodir pelaksana pribadi untuk pelaksana konstruksi, sehingga modus jual proyek ke mandor mandor ini telah berlangsung sejak lama dan belum dapat dicari solusi terbaiknya.

Apabila bapak ibu pengunjung blog heldi.net sedang atau mau membangun rumah, merenovasi, perbaikan sedikit sedikit, nge cat, bikin pagar dan memerlukan baik mandor atau tenaga kuli bangunan yang handal, jujur, bekerja baik, maka silahkan hubungi pak robet ini di nomor:

Robet Tukang Bangunan Bogor – 085216779862 atau 0877-2242-4615

Mudah mudahan dengan di postingkannya cerita tentang tukang bangunan di bogor ini, bisa menambah jalan rejeki untuk pa robet dan keluarga yang sudah banyak membantu saya dalam membangun dan memperbaiki rumah saya di gang pesantren. Sekarang ini saya sih sekali sebulan suka memanggilnya, ya sekedar untuk maintenance, kalau kalau ada bagian rumah yang rusak atau sekedar beres beres di gudang atau sekedar membersihkan kebun kecil di belakang rumah. Lumayan lah untuk sekedar “kokoreh” nambah nambah uang jajan untuk keluarganya. Oh iya untuk masalah tarifnya silahkan lah menyesuaikan dengan harga umum yang berlaku di pasaran, yang wajar wajar saja lah ya, Insya Alloh memuaskan kok pekerjaannya, ya tapi jangan lupa instruksinya harus jelas dan “jentre” yah 🙂

Ini dia photo pa robet tukang bangunan di bogor tea

pa robet bogor

Di blog ini saya mencoba mereferensikan usaha-usaha yang ada di bogor, terutama yang sudah biasa saya gunakan barang atau jasanya sehingga bagi saya pribadi bisa dikatakan terpercaya dan berkualitasnya terjamin (tentunya ketika artikelnya di posting ya, saya tidak tahu kalau selanjutnya menurun usahanya atau bagaimana ya, namanya juga bisnis hehe).  Beberapa rekomendasi yang sudah di posting di blog cerita tentang kota bogor dan sekitarnya ini (www.heldi.net) antara lain adalah:

Mang Ugan Urut – untuk yang sering cape, pegel, leuleus, salah urat, urat kejepit dan sebagainya

Bidan Sri Dody – Bidan Ka Hot di Bogor, Insya Alloh anak ke empat saya sekarang mau lahiran di bidang ka hot di Bogor ini, mohon doa nya ya agar diberikan kelancaran dan kesehatan untuk ibu dan anaknya… aamiin…

Pa Ali Audio Bogor – Untuk pertama kalinya saya puas dengan pemasangan audio di mobil saya.

Gudeg Krecek di Belokan Dadali Bogor – Gudeg Krecek Mantap! dijamin enak! Tidak bisa tidak, kalau saya makan di sini pasti 2 porsi 🙂

Cuci Super Bersih di Autotic – Cuci harga premium tapi dijamin PUAS!

Smile Seat pak Andi – Jok Mobil yang kredibel di Jalan Pandawa

Soto Bang Ali – Untuk pencinta kuliner, Soto santan khas bogor di jalan pemuda, samping goodyear, dijamin maknyusssss.

Mungkin itu deh postingannya, semoga ada manpaatnya, saya mau ngemandorin pa robet dulu ini, mesin pompa air macet dan mau beres beres gudang dulu biar rapih ya.

Terima kasih atas kunjungannya ya dan salam adem dari kota bogor 🙂

 

 

 

Share

Kepada Yth. Telkomsel Indonesia

December 26, 2013 by  
Filed under Curhat PNS online

Terkait dengan keluhan saya pada postingan sebelumya yaitu di alamat:

http://heldi.net/2013/10/telkomsel-ternyata-terlalu/ dan

http://heldi.net/2013/10/telkomsel-oh-telkomsel-modus-ini-mah/

Saya berfikir kenapa telkomsel tidak membuat menu seperti pada menu yang dibuat oleh operator lain, agar kesalahan mengisi pulsa internet TETAPI MASA AKTIF BELUM HABIS yang bisa mengakibatkan hilangnya pulsa pelanggan dapat dihindari. Padahal yang namanya telkomsel tentunya mempunyai sumber daya manusia khususnya programer yang sangat handal dalam membuat website untuk customernya. Berikut adalah gambara menu website telkomsel pada alamat http://mobi.telkomsel.com

telkomsel_menu1Pertama ada menu beranda – Pilih Menu aktifasi layanan

telkomsel_menu2Muncul Menu Aktifasi Layanan – TIDAK ADA ISTILAH GANTI PAKET dan TIDAK ADA WARNING PAKET MASIH AKTIF

Kemudian Misalkan pilih Layanan Kartu Simpati

telkomsel_menu3_resizekemudia Pilih menu Internet

telkomsel_menu5_resize

Pilih Opitma atau Ultima

telkomsel_menu6_resizePilih paket nya.

Dari gambaran screenshoot di atas saya harus sekitar 6 kali klik untuk mengaktifkan paket Flash Telkomsel, dimana masing masing menu ada pilihan beragam yang kalau orang awam tentunya akan dibuat bingung, dan ada “jebakan” KALAU MASA AKTIF BELUM HABIS MAKA PULSA YANG DIISIKAN AKAN HILANG TANPA MERUBAH STATUS KUOTA INTERNET!

Bandingkan dengan menu dari operator internet lainnya yaitu esia berikut ini, di alamat http://max-d.myesia.com/max-d/login/login.aspx

esia_menu1

Ada tulisan jelas status paket internet kita, dan ada istilah menu GANTI PAKET, sehingga ketika masa aktif kita masih aktif atau pun sudah habis maka akan ada pop up warning bahwa kita akan berganti paket.

esia_menu2Ini adalah tampilan GANTI PAKET dari esia.

So apa susahnya sih telkomsel bikin menu sejenis ini?

Saya bukan pendukung ARB, saya bukan simpatisan Bakri, meskipun sama sama lulusan ITB tapi saya belum pernah ketemu pa Aburizal Bakri pemilik esia ini, jadi tulisan ini semata-mata kritik membangun untuk Telkomsel, agar dapat memperbaiki layanannya kepada para konsumennya. Saya harus bersusah payah begini nih untuk menuliskan postingan ini coba 🙂 ngasih masukan via customer service sudah, via facebook yang isinya “kakak” dan “adek” juga sudah 🙂 so harus bagaimana lagi telkomsel???

Share

Klinik Khitan Sehat

December 13, 2013 by  
Filed under Promosi Usaha Online

Dear Bapak Heldi, Kami dari Klinik Khitan Anak Sehat mohon untuk menyebarkan informasi di http://heldi.net/

Khitan itu menyenangkan
Khitan atau sunat merupakan kewajiban yang diperintahkan agama dan juga dianjurkan demi kesehatan. WHO menganjurkan khitan atau sunat untuk mencegah berbagai penyakit. Namun sayangnya bagi anak dan orangtua khitan atau sunat merupakan sesuatu hal yang menakutkan karena akan membuat anak menderita selama proses sunat/khitan dan sesudahnya. Rasa nyeri selama di khitan/sunat, anak sulit beraktivitas, tidak boleh mandi, dll. Hal tersebut membuat anak laki-laki takut sekali untuk di sunat karena momok dari sunat tersebut. Orangtua juga menjadi kesulitan karena anak akan rewel setelah dikhitan, orangtua harus mengganti perban anak setelah disunta, dll. Read more

Share

Don’t judge the book by the cover

December 13, 2013 by  
Filed under Curhat PNS online

Dont judge the book by its cover

bookcover

“Don jaj de buk bay de koper” kalau dalam bahasa sunda na mah… Ungkapan ini dapat diartikan bahwa kita jangan menilai suatu buku dari tampilan cover nya sajah, knapa eh knapa, karna eh karna sekarang ini atau mungkin dari jaman dahulu juga dan sekarang modusnya semakin canggih, cover buku selalu dibuat dengan judul yang bombamtis, menarik minat untuk membeli dan menbacanya, membuat penasaran, seakan-akan bisa mempermudah, bisa membuat gampang hal hal yang sulit, bisa lebih cepat kaya, dsb, padahal ya belum tentu. Knapa belum tentu? Ya karena itu dia “dont judge the book by its koper”, kopernya bagus belum tentu isinya bagus juga. Luarnya tampilannya manarik hati belum tentu dalamnya sesuai dengan hati nurani.

Ungkapan ini dapat berlaku luas ternyata, bukan hanya dalam menilai buku… (Ya iya lah…). Ungkapan ini banyak terjadi dalam kehidupan sehari hari dan seringkali kita lupa (kita?! Saya saja kali yang sering lupa ya…), saya seringkali lupa kalau ada ungkapan ini, terutama dalam menilai orang, saya sering melihat dan menjumpai, serta kenal baik kenal dekat atau kenal jauh dengan beberapa orang. Karena selalu berprasangka baik dan mungkin sedikit banyak tertipu oleh tampilan luar maka ternyata eh ternyata… Hanya tampilannya saja yang baik… Dalamnya seringkali mengecewakan hati…


Tampilan luar yang dimaksud dalam hal ini bisa tampilan dari fisik, mulai dari wajah yang menarik, senyum yang manis, sampai ke penampilan dari pakaian yang rapih dan pernak pernik baik kecil atau besar (mulai dari jam tangan sampai kendaraan dan harta lainnya) yang dipakainya. Yang paling berbahaya adalah “koper” yang berbentuk ucapan dan kata kata manis… Puja puji dan sanjungan kepada kita, kata kata perhatian, sapaan yang hangat, dan tingkah laku seperti penghormatan, atau bahkan kata kata yang cerdas dan high logic atau bahasa yang ngejelimet seperti vikinisasi dalam tenderisasi.
Nah banyak orang atau mungkin saya sendiri seringkali tertipu dengan “koper” yang menarik ini, padahal di dalam “koper” tersebut seringkali ada niatan niatan lain yang mungkin bisa sedikit banyak bisa menggganggu kehidupan kita. Meskipun saya sih selalu berusaha memegang prinsip bahwa di dunia ini berlaku “Sunatulloh” hukum kekekalan energi/perbuatan, bahwa apa yang kita lakukan pasti ada bayarannya, ya kalau kita ibaratnya “diperalat” oleh orang lain, kita dikerjain orang lain tanpa dibayar, saya tetap berkeyakinan apapun yang kita lakukan pasti tetap ada bayarannya meskipun tidak langsung dari yang menyuruh. Balasan atau bayaran itu tidak selalu langsung, tetapi saya tetap berkeyakinan tidak ada yang gratis di dunia ini, Yang Maha Kaya pasti membayar apapun yang kita lakukan. Tidak ada energi yang hilang, semua energi akan kembali ke kita dengan bentuk energi yang lain. Yang penting kita melakukan sesuatu itu yakin bahwa yang kita lakukan itu benar, luruskan niat dan usaha dengan maksimal… Selanjutnya terserah yang Maha Mengatur.. Done!

Ungkapan ini sedikit banyak membuat saya lebih berhati hati menilai orang, saya tidak terlalu tertarik dengan kata kata manis, kata kata cerdas, penampilan menarik, tongkrongan okeh, dan berusaha untuk tidak mengabaikan orang orang yang pendiam, orang orang yang agak pemalu, susah berkomunikasi, tampilan kurang menarik, karena biasanya dari orang orang yang biasa biasa inilah banyak hal yang lebih luar biasa dari pada tampilan kopernya.
Walaupun kadangkali hal ini sulit dilakukan karena seringkali saya berkaca diri; apabila Yang Maha Tahu membuka aib aib diri ini tentunya mungkin saja diri ini mungkin jauh lebih rendah dari yang kita anggap kurang… Wallohualam…

Untuk itulah, kalaupun saya selalu berusaha mengingat ungkapan ini, tetap saja prasangka baik harus dipegang, walaupun banyak bertemu dengan orang yang bermulut manis, berpenampilan necis, seueur acis na (banyak uangnya), jauh lebih tinggi pemikiran dan segala galanya tenunya dan pastinya belum tentu saya lebih mulia di mata Yang Maha Melihat, berpasrah diri saja tetapi tetap berhati hati dengan akal bulusnya apabila ada, itu saja mungkin ya… Sekedar curcol saja ya di blog yang sederhana ini 🙂 alhamdullilah…

Dont judge the book by its cover : jangan berburuk sangka sama orang lain
Terus perbaiki diri agar kita tidak diburuk sangkai ketika banyak orang melihat “koper” kita…

Share

Happy Anniversary ke-6 LKPP

December 10, 2013 by  
Filed under Pengadaan Barang Jasa

lkppultah6Pada tanggal 6 Desember 2007, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007. LKPP berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas. Nah tanggal terbitnya perpres inilah yang dijadikan sebagai tanggal untuk hari ulang tahun LKPP.


Pada tanggal 4 Desember 2013 ini, acara ulang tahun LKPP yang ke 6 dirayakan di sariater bandung, acara milad LKPP ke-6 diawali dengan kegiatan rakornis yang diikuti semua pejabat di LKPP mulai dari eselon IV sampai dengan para deputi dan kepala LKPP bapak Agus Rahardjo pun mengikuti acara rakornis ini. Acara rakornis dimulai dengan pembukaan oleh kepala LKPP bapakj Agus Rahardjo yang kemudian dimulai dengan acara pemaran laporan kegiatan selama setahun dari masing masing deputi, acara berlangsung seru sampai jam 24.00 malam, keesokan harinya hari kamis tanggal 5 acara masih dilanjut dengan pemaparan laporan kegiatan dan dilanjutkan dengan pemaparan rencana kegiatan reinstra untuk 5 tahun ke depan. Akhirnya meskipun dengan tegang tegang nikmat, saya memperoleh kesempatan untuk tampil menjadi moderator pada paparan reinstra deputi 3 PPSDM.

Acara rakornis yang dimulai sejak rabu, ditutup pada hari jumat pagi, acara kemudian dilanjut dengan kegiatan outbond yang diikuti hampir semua karyawan LKPP. Meskipun cuaca hujan, namun hal ini tidak mengurangi semangat para LKPP’ers dalam mengikuti kegiatan outbond yang dimotori olhe event organiser KAKI LANGIT. Begitu pula saya dengan semangat tinggi mengikuti semua kegiatan outbond tersebut, meskipun tidak semua acara outbond tidak dapat semuanya digelar, namun sedikit banyak kegiatana outbond tersebut dapat lebih meningkatkan kerjasama tim dan lebih mengenal teman teman lainnya, terutama bagi saya pribadi yang relatif baru di LKPP ini.

SAMSUNG CSC

Tetap Semangat walau Hujan – Outbond LKPP

Acara yang pamungkas dan merupakan acara yang paling seru dan ditunggu tunggu dari ulang tahun LKPP adalah acara pentas seni yang digelar pada malam minggu nya. Acara ini dimulai dengan pembagian door price serta beberapa lagu pembuka asyik asyik joss dari penyanyi organ tunggal. Kemudian satu persatu perwakilan dari masing masing kedeputian menampilkan kreasi kreasi seni mereka. Dimulai dari deputi 4 hukum dan penyelesaian sanggah yang menampilkan sayembara mencari jodoh dengan latar belakang budaya betawi encang dan babe, dibuka dengan tarian khas dan lagu ondel ondel, deputi 4 tampil mantap, lucu dan efektif serta efesien sesuai dengan prinsip pengadaan yang diatur dalam pasal 5 perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya , serta pasal pasal lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan penyedia melalui metoda sayembara… Bravo deputi 4 yang memperoleh peringkat 2 dalam pentas seni ini.

SAMSUNG CSC

Pak Deputi tidak mau kalah dalam memeriahkan Ultah LKPP

Selanjutnya penampilan dilanjutkan dengan performa kompak dan mantab dari deputi 3 PPSM yang menampilkan cerita tentang sangkuriang. Pa AP (Agus Prabowo) yang berperan sebagai raja dengan pendampingnya bu linda tampil gagah dan mantap dengan busana dan kostum raja dan ratu dari tatar sunda, begitu pula ibu dwi dan pa hary yang menjadi sangkuriang dan ibunya, juga pa fadly yang jadi gurunya sangkuriang yang tampil menawan, hal ini berbeda jauh dengan nasib saya dan pa hafidz serta beberapa teman lainnya yang kebagian menjadi jin kentung dengan kostum ipin dan upin yang sempit sehingga dapat lebih menonjolkan perut yang buncit… Ya namanya juga nasib… nasib orang kan beda beda kali ya… Yang penting ihklas biar dapat pahala aja ya bisa membuat orang senang dan tertawa tawa mentertawakan para jin kentung yang lucu 🙂 puassss puassss puassss…. 🙂 meskipun jarang dan bahkan kebanyakan termasuk saya mah tidak pernah latihan, namun ternyata kekompakan, kesungguhan dalam menghibur, properti yang cukup lengkap, para aktor dan aktris deputi 3 bidang PPSDM alhamdullillah sukses berakting dan memperoleh peringkat di papan tengah yaitu menjadi juara 3. Horeeee…. Hasil keras para sutradara (bu ella dan bu sari ya?) yang berada di balik layar dan kekompakan dari deputi 3 akhirnya tidak sia siaya… Mantap!

Bravo Deputi 3 PPSDM... Kompak dan Mantap!

Bravo Deputi 3 PPSDM… Kompak dan Mantap!

Jin Kentung

Jin nya Sangkuriang

Selanjutnya deputi 1 tampil dengan peragaan busana… Eh deputi 1 atau sestama duluan ya, yang jelas penampilan dari deputi 1 saya juga tidak terlalu memperhatikan, mungkin karena kurang menarik juga ya…maaf ya… Huuuuu… Eh bukan tidak memperhatikan, tetapi karena lapar… Ya makan dulu deh… Dan ternyata deputi 1 menjadi juara 5 atau berada pada urutan terakhir klasmen sementara lkpp 🙂 jangan menyerah ya… Tahun depan lebih baik lagi ya… 🙂
Sedangkan tampilan kreasi seni dari sestama sebenarnya cukup menghibur dan menggoda, namun mungkin karena terlalu berkonsep OVJ, yang menggunakan naskah liar tidak terkontrol, meskipun ada pak tjipto yang jadi ndalangnyanya dengan mantap! namun akhirnya performa live gitar (pak Dicky ya? mantap!) dan penyanyi nya yang wow… begitu menggoda suranya – Bu Sulmiari  (saya malah curiga, ini kerja di LKPP hanya sampingan saja nampaknya, kerjaan utamanya live show nyanyi ya… mantap sekali suaranya dan perform gitarnya), tingkah pak aji yang culun, dan bodoran bodoran pak agung, namun konsep OVJ yang diusung nampaknya malah menjadi bumerang karena mungkin dianggap kurang on the script, sehingga ada celana merosot dibiarkan, dan percakapan percakapan dan tema pentas mungkin kurang berbau perpres sehingga meskipun pementasan penuh dengan gelak tawa, namun ternyata sestama hanya dianugrahi jadi peringkat 4, padahal lucu loh asli! Tapi ya itu dia, mungkin terlalu bebas script nya dan kurang berbau perpres 🙂

Nah performa terakhir di sikat habis oleh penampilan prima dari kedeputian II Monev dan pengembangan SI, atau kedeputian yang ngurusin eproc. Deputi II mengambil tema pentas dengan judul “Ada apa dengan Citra” yang merupakan plesetan dari film remaja yang dulu saya bintangi (wkwkwkw haji sulam eh mat solar kok maen di ada apa dengan cinta hehe). Mengambil plotting film AADC tentang kisah kasih remaja yaitu citra dan rangga, namun konten cerita diisi dengan muatan eproc yaitu SIRUP, e-katalog dan “e”-“e” lainnya, maklumlah namanya juga kedeputian eproc ya… Dengan berfokus pada citra dan 3 teman “she man” nya yang imut imut, cerita mengalir dengan lucu, menarik dan interaktif, beragam lagu dan theme song yang sedang trend di acara TV sekarang ini dicuplik dengan begitu baik. Akhirnya penampilan yang begitu prima dari deputi 2 ini diganjar dengan raihan juara pertama untuk pentas seni ulang tahun LKPP ke-6 ini. Selamat ya untuk deputi monev & PSI, memang eproc sangat layak untuk menjadi lokomotif pengambangan pengadaan di Indonesia… mantap! Setelah melihat kreasi seni dari deputi II nampaknya banyak yang pada penasaran dengan pemeran “citra” pada kabaret tersebut, nampaknya nanti temen temen dan saya juga tentunya akan sering sering ke lantai 17 deh, siapa tahu bisa dapat tanda tangan citra 🙂

Demikian laporan sekilas pandangan mata dari sari ater bandung pada acara milad LKPP yang ke 6, so selamat ulang tahun LKPP semoga tetap menjadi garda terdepan untuk mewujudkan pengadaan yang kredibel di Indonesia.

deputi4

Sayembara Cari Jodoh – Deputi IV

deputi2

AADC – Performa menggiurkan dari Deputi II “Ada Apa Dengan Eproc” eh… Citra 🙂

deputi3_01

Legenda Sangkuring dr Deputi PPSDM

sestama01

OVJ versi Sestama… mantap!

Raising Star - Adji Dwihapsoro

Raising Star – Adji Dwihapsoro

Semangat Bu! :)

Semangat Bu Harti ! 🙂

Enjoy semuanya ya... :)

Enjoy semuanya ya… 🙂

Wartawan www.lkpp.go.id tanpa mas Taufan tidak akan ada photo photo ini ya... thaks ya... :)

Wartawan www.lkpp.go.id tanpa mas Taufan tidak akan ada photo photo ini ya… thanks ya… 🙂

lkpp01

Heemmm… ini yang bikin seger dan asyik ya… makan bakso panas di cuaca hujan… 🙂

Seragam Kaus Anniversary LKPP.. Mantap ya :)

Seragam Kaus Anniversary LKPP.. Mantap & Manis ya KAUSNYA 🙂

Photo dibuang sayang... :)

Photo dibuang sayang… 🙂

Ini namanya unjuk apa ya... :)

Ini namanya unjuk apa ya… 🙂

lkpp_fajar_fadli

Siapa ini ya… 🙂


 
Hoooiiii Penonton....

Hoooiiii Penonton….

Share

Perka LKPP no 13 tahun 2013 Pengadaan di Desa

December 6, 2013 by  
Filed under Pengadaan Barang Jasa, peraturan pengadaan

perka lkppPemerintah mengeluarkan aturan mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa di desa. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala LKPP No 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang ditandatangani oleh Kepala LKPP pada tanggal 14 Nopember 2013 dan diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin pada tanggal 19 November 2013.

Kepala Sub Direktorat Barang dan Jasa LKPP Aris Supriyanto mengatakan, meski sudah ada Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 tentang Desa, namun hal itu hanya mengatur tentang tata kelola pemerintahan dan keuangan desa, sehingga dipandang perlu adanya pedoman tertentu untuk mengatur mekanisme pengadaan APBDesa.

“Selain itu tentunya ada pertimbangan lain, seperti bahwa dari tahun ke tahun besaran anggaran yang dialokasikan ke desa semakin meningkat, sehingga diperlukan mekanisme pengadaan yang pengelolaannya baik dan akuntabel,” ujar Aris usai memberikan paparan mengenai Kajian Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa, Rabu (27/11) di Surabaya.

Secara umum, pedoman tata cara pengadaan barang/jasa di desa mengedepankan prinsip swakelola atau gotong-royong namun juga bisa melalui penyedia barang/jasa. Prinsipnya adalah efektif, efisien, transparan, pemberdayaan masyarakat, gotong-royong dan akuntabel. “Dalam pedoman ini masyarakat tidak melakukan lelang seperti yang biasa dilakukan oleh instansi pemerintah”

Dalam lampiran Peraturan tersebut, LKPP mengatur pedoman mengenai pelaksanaan pengadaan sampai batas nilai tertentu.

Untuk pelaksanaan pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp 50 juta, tim pelaksana kegiatan harus memiliki bukti pembelian dari satu penyedia baik itu berupa nota, faktur pembelian atau kuitansi atas nama tim pelaksana kegiatan.

Untuk pelaksanaan pengadaan antara Rp 50 juta hingga Rp 200 juta tim pelaksana kegiatan harus melampirkan penawaran tertulis dengan daftar barang/jasa “isinya bisa berupa rincian barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, banyaknya volume dan satuan barang/jasa yang akan dibeli,” tambah Aris.

Sementara untuk pelaksanaan pengadaan yang nilainya di atas Rp 200 juta tim pelaksana mengundang dan meminta penawaran dari dua penyedia yang berbeda. Jika keduanya memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan maka dilakukan negosiasi secara bersamaan untuk mendapatkan harga yang murah. Dan hasil negosiasi dituangkan dalam surat perjanjian antara ketua tim pelaksana dan penyedia.

Aris menambahkan, pembatasan nilai-nilai dan cara metode pelaksanaannya bisa berlainan antara satu desa dengan yang lain. “Tergantung Bupati/Walikota di daerah masing-masing, tidak bisa seragam karena karakternya tentu berbeda-beda. Yang terpenting tentu masih dalam batas yang wajar.” Kata Aris.

Peraturan ini tidak mutlak 100% harus diikuti, namun hanya berupa pedoman kepada Bupati/Walikota ketika akan menyusun aturan mengenai pengadaan barang/jasa di desa. ”Karena kewenangan untuk menyusun peraturan pengadaan barang/jasa di desa ada di tangan mereka.” tutup Aris (fan)

Sumber: http://www.lkpp.go.id/v3/#/read/2167

Perka LKPP no 13 tahun 2013 tentang Aturan Pengadaan di Desa dapat di download disini:




http://www.lkpp.go.id/v3/files/attachments/5_wfxpHYoUhDWfvcPnmRCaifPiWVGCqmbo.pdf
atau pada link berikut ini:
http://www.lkpp.go.id/v3/#/regulation

Share